Sabtu, 25 Agustus 2012

Aku dan 4 Wanita 2

Tiba-tiba kami dikejutkan teriakan suara panggilan, "Shinta,Yuni kalian dimana? Ini mbak Linda datang nih...kok nggak ada yang menyahutin?"

Rupanya kakaknya yang tertua datang.

Shinta lalu berdiri dan berkata pada Yuni, "Yun,biar mbak saja yang menemuin mbak Linda,kayaknya dia sendirian saja ke sini. Suaminya kayaknya nggak ikut tuh..."

Lalu tanpa pakaian sehelai benangpun Shinta berdiri dan jalan keluar kamar.

Aku kaget dan bertanya pada Yuni, "Yun,kalau ketahuan mbak Linda bagaimana nih...?"kataku agak cemas.

Tapi Yuni hanya tersenyum saja dan mengecup bibirku sebagai jawabannya. Sementara diluar kamar,mbak Linda sangat terkejut melihat adiknya Shinta menyambutnya tanpa busana sehelai benangpun.

"Shinta...kamu ngapain..?Kok nggak pake pakaian...?"tanya mbak Linda.

Tapi Shinta cuma tersenyum saja dan berkata,

"Nggak apa-apa kok mbak...Mbak nggak usah banyak tanya deh..." sambil tangannya menggandeng tangan kakaknya kekamar Yuni.

Sesampai dikamar Yuni,mbak Linda kelihatan terkejut melihatku dan Yuni juga tanpa pakaian.Shinta segera menjelaskan,

"Mbak,itu Andrie pacarnya Yuni...Mbak udah kenal kan?"kata Shinta.

Sementara aku masih agak cemas,takut kalau-kalau mbak Linda marah besar.Tapi rupanya Yuni mengerti perasaanku.

Dia berkata pada Linda, "Mbak ayo duduk disini,ngapain berdiri disitu.Apa mbak nggak pingin merasakan punya Andrie yang perkasa ini..?
Bukankah Mbak dulu bilang kalau nggak pernah puas kalau main sama suami mbak...?"

Mulanya mbak Linda ragu-ragu.Tapi Shinta segera menarik tangan kakaknya dan mengajaknya duduk didekatku yang juga sama-sama bugil dengan adik-adiknya.

Akhirnya mbak Linda duduk juga didekatku.Shinta berkata, "Ayo Andrie...kita teruskan,nih kakaknya Yuni yang paling tua udah datang. Dia nggak pernah puas kalau main. Mungkin kamu ketemu lawan tangguh...," kata Shinta bercanda.

Mbak Linda dan Yuni kulihat hanya tersenyum saja.

"Sekarang aku dan mbak Shinta cuma nonton aja,kamu main sama mbak Linda...habis kami capek sih..."kata Yuni dengan manjanya.

Akupun tidak jadi takut dan ikut tersenyum.Aku jadi berani dengan situasi seperti ini. Aku merasa seperti diberi lampu hijau. Aku langsung saja mengarahkan tanganku ke payudara Linda dan meremas-remas payudaranya dari luar pakaiannya.Linda hanya tersenyum saja aku perlakukan begitu.Aku segera melumat bibirnya dan Linda membalasnya juga dengan ganasnya. Nampaknya dia benar-benar membutuhkan seks.Aku semakin senang.
Aku segera melucuti pakaian yang dikenakan Linda, sampai dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun seperti adik-adiknya. Aku merasa kaget juga,karena payudaranya mbak Linda lebih besar dibandingkan payudara adik-adiknya. Terus terang aku sangat senang dengan ukuran payudaranya yang besar itu.Aku segera menciumi payudaranya bertubi-tubi dan bergantian,maklum nafsu seksku mulai bangkit lagi.Linda sudah mulai terengah-engah menghadapi seranganku.Aku kembali melumat bibir mbak Linda yang indah.Mbak Linda juga kembali membalas ciumanku dengan bernafsu.

Sementara itu aku juga melirik Shinta dan Yuni dan mereka cuma tersenyum menatapku sambil mengelus-elus vaginanya masing-masing. Ciuamanku kembali kuarahkan keleher Linda yang putih bersih.Dan terus kuturunkan ke payudaranya yang montok. payudaranya kuciumi bergantian dan puting payudaranya kuhisap dengan lahap.Lama aku menghisap payudaranya.

Linda berkata, "Akh...Andrie...terus hisap...sayhang..enakh..sekali.terus sayang...kamu sekarang jadi bayi...ya....terus hisap payudara Mbak...sayang...?" katanya menceracau.

Aku nggak peduli dengan rintihan dan erangan mbak Linda.Malah aku semakin bersemangat saja.Ciumanku kuturunkan keperutnya yang putih dan ramping dan terus turun kepahanya yang mulus.Pahanya kujilatin sampai basah semua. Jilatanku kunaikkan ke sela-sela pahanya yaitu ke vaginanya.

"Akh...apa ini Andrie...ohhh..terus Andrie..."kata mbak Linda.

Kayaknya dia juga tidak peduli lagi dengan sekitarnya. Aku menjilati vaginanya.Aku mencari klitorisnya dan menghisapnya.Mbak Linda menjerit tertahan dan menekan belakang kepalaku,sehingga aku semakin mencium bau wangi dari vaginanya.Aku terus menjilati klitorisnya itu,sampai akhirnya aku merasakan cairan yang keluar dari vagina mbak Linda.Tapi mbak Linda sendiri belum keluar.Sementara punyaku sendiri sudah semakin tegang.Aku segera merubah posisiku dan menyodorkan penisku kemulut mbak Linda.Mbak Linda membuka mulutnya dan melahap penisku dan menghisap penisku dengan sangat bernafsu.Aku menyadari nafsu seks mbak Linda sangat tinggi.Tapi aku yakin bisa memuaskannya.
Akhirnya kusuruh mbak Linda telentang.Diapun menurut untuk telentang dan membuka kakinya lebar-lebar.Akupun segera mengatur posisiku untuk mengarahkan penisku kedalam lubang kemaluannya.Tapi sebelum aku memasukkannya,Yuni dan shinta mendekat dan berkata,

"Andrie...sebentar dulu.."kata Shinta.

Tanpa menunggu jawabanku dia langsung memegang penisku dan memasukkan kedalam mulutnya lalu menghisapnya. Setelah itu giliran Yuni yang menghisap penisku.Aku melihat mbak Linda sudah nggak sabaran untuk merasakan penisku.Akhirnya setelah Yuni menghisap penisku,dia membimbing penisku dan mengarah kan ke lubang vagina kakaknya.Setelah posisinya pas,aku segera menekan pantatku perlahan-lahan.
Terdengar desahan dan jerita kecil keluar dari mulut mbak Linda.Rupanya lubang vagina mbak Linda masih sempit seperti punya adik-adiknya.Aku sangat senang sekali.Aku segera menaik-turunkan pantatku ke vagina mbak Linda.Jeritan dan desahan nafas mbak Linda makin keras.Aku tidak peduli dan terus saja menggenjot dan menaik turunkan pantatku.Sama seperti vagina adik-adiknya,vagina mbak Linda seperti meremas-remas penisku. Aku sudah hampir keluar,tapi aku berusaha bertahan selama mungkin.Dan kuperhatikan mbak Linda hampir mencapai puncak orgasmenya.

"...Akh...akh..akh..terus andrie..akh...aku sudah mau keluar nih...akh..,"katanya terus menceracau.
" Aahh aku juga mau keluar mbak..."kataku sambil meremas dan menghisap payudaranya.

Akhirnya aku merasakan cairan hangat membasahi penisku.

"Ahh...Andriee..mbak sudah keluar..."kata mbak Linda.Rupanya dia sudah keluar.

Bersamaan dengan itu akupun merasa sudah nggak kuat lagi.

"Mbak...akhu...jugha..mau keluar...h.."kataku dengan suara agak parau.

Akhirnya spermaku tumpah membasahi vaginanya.Aku tertelungkup lemas diatas tubuh mbak LInda.Kulihat Shinta dan Yuni tersenyum menatapku.Aku lalu mencabut penisku dari lubang vagina mbak Linda dan tidur menelentang.
Shinta dan Yuni segera mendekatkan melutnya dan kembali menghisap penisku bergantian.Begitu juga dengan mbak Linda bangun untuk menghisap penisku bergantian.Akhirnya kami kembali rebahan.Mbak Linda disebelah kananku,Shinta disebelah kiriku,sementara Yuni dengan manjanya telungkup diatas tubuhku.Kami sama-sama menarik nafas panjang.Sementara tanganku kembali bergerilya seperti tadi meraba seluruh tubuh kakak-adik itu dan meremas-remas payudara mereka bergantian.Kadang-kadang mereka juga bangun sebentar hanya untuk menghisap penisku.Kami sama-sama terbaring lemas.

Tak lama Shinta membuka pembicaraan, "Wah...Andrie...kamu memang kuat bisa mengalahkan mbak Linda. Penismu juga besar dan kuat lho Andrie."

Aku hanya tersenyum saja dan meremas payudara Shinta dengan lembut dan memainkan puting payudaranya dengan ujung jariku.

"Baru kali ini aku merasa puas kalo main gini Ndrie.."kata mbak Linda.

Aku hanya tersenyum saja mendengar pujian mereka dan tanganku semakin nakal dengan memasukkan jariku kelubang vagina mbak Linda.

"Aww...Andrie...tanganmu nakal..aku lagi capek nih..."kata mbak Linda manja.
Aku lalu berkata,"Wah...Yuni,Shinta,mbak Linda,kayaknya kita harus berpakaian nih sebelum ibumu datang."
Yuni segera menjawab, "Nggak apa-apa kok Andrie.
Kalau ibu datang dan melihat kita begini nggak bakalan marah kok...ya kan mbak?"kata Yuni sambil bertanya pada kakaknya.
Kedua kakaknya tersenyum saja dan Shinta berkata, "Kalau kamu mau,kamu juga boleh main sama ibu Andrie..."
"Iya...ibu pasti senang sekali ya kan mbak Linda?"tanya Yuni sama mbak Linda.

Mbak Linda menganggukkan kepalanya.Sekarang aku sudah mulai tenang.Sekarang tenagaku sudah mulai pulih.Lama kami terdiam,tapi tanganku tetap tidak bisa diam dan selalu menggerayangi tubuh ketiganya.Tapi mungkin karena kecapean,mereka bertiga cuma diam saja ketika tanganku menggerayangi tubuhnya,walaupun jari tengahku mengorek-ngorek vaginanya.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar